11.3 Manusia dan Harapan


 Kepercayaan

Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau menyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau kenyakinin akan kebenaran. Ada ucapan yang sering kita dengar
-          Ia tidak percaya pada diri sendiri
-          Saya tidak percaya ia berbuat seperti itu atau berita itu kurang dapat di percaya
-          Bagaimana juga kita harus percaya kepada pemerintah
-          Kita harus percaya akan nasehat-nasehat kyai itu, karena nasehat-nasehat itu diambil dari ajaran Al-Quran
Dalam agama terdapa kebearan-kebenaran yang dianggap diwahyukan atinya diberitahukan oleh Tuhan – langsung atau tidak langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran itu ada yang melebihi besarnya.
Kebenaran
Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan fokus dari segala pikiran sikap perasaan. Dalam tingkah laku, ucapan , perbuatan manusia selalu hati-hati agar mereka tidak menyimang dari kebenaran.
Dalam agama Budha ada ajaran yang dinamakan “jalan utama delapan ruang”. Yang isinya, agar setiappemeluknya memilik pandangan yang benar, perbuatan yang benar, mata pencaharian yang benar, perhatian yang benar dan konsentrasi yang benar. Tujuan ajaran itu agar pemeluknya tidak mengalami duka, kegelisahan, dan ketidakpastian.
Dr.Yuyun Suriasumantri dalam bukunya “filsafat ilm, sebuah pengantar populer ada tiga teori kebenaran sebagai berikut :
1)      Teori kohersi atau konsistensi
Yaitu suatu pernyataan dianggap benar biala pernyataan itu bersifat kohersi atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
2)      Teori korespondensi
Suatu teori yang menjalankan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengethuan yang di kandung pernytaan itu berkorenponden (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
3)      Teori pragmatis
Kebenaran suatu pernyataan di ukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.

Dalam berbagai jenis kebenaran tersebut yang selalu diusahakan dan dijaga ialah kebenaran dalam bertindak, berbuat, berucap, berupaya, dan berpendapat. Sebab ketidakbenaran dalam hal-hal itu akan menjatuhkan nama baiknya, sehingga orang tidak mempercayainya lagi.

Komentar

Postingan Populer