4.2 Manusia dan Cinta Kasih
Cinta
Menurut Ajaran Islam
Dalam
kehidupan manusia , cinta menampakkan diri dalam berbagi bentuk, kadang-kadang
seseorang mencintai dirinya sendiri. Kadang-kadang mencintai orang lin. Atau
juga istri dan anaknya, hartanya, atau Allah dan Rosulnya. Berbagai bentuk
cinta ini bias kita dapatkan dalam kitab suci Al-Quran.
Cinta Diri
Cinta
diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap
hidup, mengmbangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri pun ia
mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. “Diantara gejala
yang menunjukan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah kecintaannya
yang sangat terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan
memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup”
(QS. Al-‘’Adiyat,100:8)
Cinta Kepada Sesama
Manusia
Agar
manusia dapat hidup dengan penuh
keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya, tidak boleh tidak ia harus
membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Al-Quran juga menyeru
kepada orang-orang yag berman agar saling cinta mencintai seperti cinta mereka
pada diri mereka sendiri. Dalam seruan itu sesungguhnya terkandung pengarahan
kepada para mukmin agar tidak berlebih-lebihan dalam mencintai diri sendiri.
Cinta Seksual
Cinta
erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam
melestarikan kasih sayang, keserasian dan kerjasama antara suami dan istri. Ia
merupakan factor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga : “dan diantara
tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia mencipatakan untukmu istri-istri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteran kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir” (QS,Ar-Rum,
30:21)
Cinta Kebapakan
Mengingat
bahwa antara ayah dengan anak-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan
fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dengan anak-anaknya, maka para
ahli ilmu jiwa modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan
fisiologis seperti halnya dorongan keibuan, mlainkan dorongan psikis.
Cinta kebapakan dalam
Al-Quran diisyaratkan dalam kisah nabi Nuh As. Betapa cintanya ia kepada
anaknya tampak jelas ketika ia mmanggilnya dengan penuh rasa cinta, kasih
sayang, dan belas kasihan, untuk naik keperahu agar tidak tenggelam ditelan
ombak.
Cinta kepada Allah
Puncak
cinta manusia, yang paling penting,jernih dan spiritual ialah cintanya kepada
Allah dan kerinduannya kepada-Nya. Tidak hanya dalam shalat, pujian dan doanya
saja,tetapi jjuga dalam semua tindakan dan tingkah lakunya. Semua tingkah laku
dan tindakannya ditunjukkan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridhanya : “katakanlah:
“jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi
an mengampuni dosa-dosamu”,Allah maha pengampun lagi maha penyayang”
(QS,Ali Imran, 3:31)
Cinta yang hlas seoang
manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendrong yang
mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan
lainnya.
Cinta kepada Rasul
Cinta
kepada asul,yang diutus Allah sebagai ramah bagi seluruh alam semesta,
menduduki peringkat kedua setelah kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan
ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai
sifat luhur lainnya. Seorang mukmin yang berman dengan sepenuh hati akan
mendintai Rasullla yang telah menanggung derita dakwah islam, berjuang dengan
penuh segala kesuliatan sehingga islam tersebar di seluruh penjuru dunia, dan
membawa kemanusiaan dari kekelaman kesesatan menuju cahaya petunjuk.
Komentar
Posting Komentar