8.2 Manusia dan Pandangan
Cita Cita
Menurut
kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah kiinginan, harapan,
tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik
keiingina harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh
seseorang pada masa mendatang.
Apabila
cita-cita itu tidak mungkin atau belum terpenuhi maka cita-cita itu disebut
angan-angan. disini pesyaratan dan kemampuan tidak/belum dipenuhi sehingga
usaha untuk mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan.
Dapatkah
seseorang mencapai apa yang dicita-citakan, hal itu tergantung dari tiga faktor.
Pertama, manusianya yaitu yang memiliki cita-cita; kedua, kondisi yang dihadapi
selama mencapai apa yang dicita-citakan; ketiga, seberapa tinggikan cita-cita
yang hendak dicapai.
a.
Faktor Manusia
yang mau mencapai cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada orang yang
tidak berkemauan yang tinggi, sehingg apa yang dicita-citakan hanya merupakan
hayalan saja. Dan sedangka anak yang berkemauan keras ingin menacapaa apa yang
di cita-citakan, merupakan morivasi atau dorongan dalam menempuh hidup untuk mencapainya.
b.
Faktor kondisi
yang mempengaruhi tecapainya cita-cita, pada umumnya dapat disebut yang
menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan merupakan kondisi
yang melanacarkan tercapainya suatu cita-cita, sedangkan yang menghambat merupakan
kondisi yang meringtangi tercapainya suatu cita-cita.
c.
Faktor tingginya
cita-cita yang merupakan faktor ketiga dalam mencapai cita-cita. Memang ada
anjuran agar seseorang menggantungkan cita-citanya setinggi bintang dilangit.
Tetapi bagaimana faktor manusianya. Mampukah yang bersangkutan mencapainya:
demikian juga faktor kondisinya
memungkinkan hal itu. Apakah dapat merupakan pendorong atau penghalang
cita-citanya.
Suatu
cita-cita tidak hanya dimiliki oleh individu, masyarakat dan bangsapun memiliki
cita-cita, misalnya bangsa indonesia mendirikan suatu negara yang merupakan
sarana untuk menjadi suatu bangsa yang masyarakatnya memiliki keadilan dan
kemakmuran.
Komentar
Posting Komentar